Ibu hamil trimester pertama(tiga bulan pertama) tidak dianjurkan berpuasa karena pertumbuhan
janin memerlukan nutrisi yang cukup dimana pola makan sering sering tapi sedikit sedikit tak
mungkin diterapkan selama berpuasa,tambahan asupan cairan yang kurang selama puasa
sehingga buang air kecil berkurang akibatnya kadar hormon beta HCG meningkat tajam
memicu mual dan muntah Sebaliknya pada kehamilan enam bulan keatas kadar beta HCG
,menurun dan pertumbuhan janin lebih stabil sehingga tidak masaalah berpuasa.
Namun bila menderita hipertensi,diabetes melitus,sering perdarahan dan berat badan terus
turun sebaiknya tidak berpuasa.Bagi ibu hamil yang tetap ingin berpuasa sebaiknya konsultasi
kedokter kebidanan dalam kondisi kehamilan,asupan cairan yang cukup dan nutrisi yang berim
bang.Minimal asupan cairan antara waktu berbuka dan sahur sebanyak dua liter,susu dan jus
buah sebelum imsak,istirahat yang cukup dan hindarkan terik matahari.
Yang perlu diamati adalah gerakan janin yang berkurang pada malam hari,kontraksi prematur,
nyeri buang air kecil,muntah ,pusing.nyeri pinggang sebaiknya membatalkan puasanya.
Frekuensi pemeriksaan kehamilan kedokter/bidan minimal seminggu sekali.
Bila puasa bukan hanya menahan haus,lapar dan syahwat dalam rentang waktu tertentu,tetapi
juga memelihara pancaindra dari godaan maksiat yang merugikan diri sendiri dan orang lain
apalagi mampu memelihara hati dari sifat dengki,hasad dan takabbur maka terciptalah manusia
yang berakhlak tinggi,qanaah merdeka dari perbudakan hawa nafsu inilah kebahagiaan yang
hakiki dibidang rohaniyah.Kita selalu segera berobat bila diterpa penyakit jasmaniah sementara
kita tidak menyadari diterpa penyakit rohaniah malah orang sekitar kita lebih tahu penyakit
rohaniah yang menerpa kita.Dalam tubuh yang sehat ada jiwa yang sehat namun banyak jiwa
yang sakit sebagai biang penyakit jasmani dikenal dengan psikosomatik.
Bergejolaknya keinginan makan dan minum ketika haus dan lapar mendera kita ditengah terik
matahari yang menyengat tanpa ampun namun kita mampu mengendalikan diri bukan karena
ancaman hukuman lahiriah,atau mencari popularitas murahan tetapi karena didasari kecintaan
terhadap hukum Allah semata yang digerakkan oleh jiwa taqwallah.
Pribadi yang memiliki displin yang tinggi terhadap peraturan merupakan sikap mental yang
terpuji dan mereka inilah yang akan mampu berjuang dan bertahan dalam menghadapi ribuan
macam masaalah hidup yang terbentang dihadapannya.
Inilah yang dicanangkan Imam Gazali bahwa manusia berpuasa itu adalah malaikat berbentuk
manusia.Kalau kita tinjau dari sudut sosiologi maka puasa mampu mendidik mengeliminasi
sifat diskriminasi dan memberdayakan ruh solidaritas insan.
Pemandangan yang indah terlihat dimana ayah,ibu,anak dan pembantu duduk makan pada
saat yang sama dengan santapan yang sama kala berbuka dan sahur dini hari.
Lapar dan haus yang kita rasakan sampai batas waktu tertentu tapi nasibnya mereka yang
tidak berpunya sulit dibayangkan.Kita bingung memilih makanan apa sementara mereka
bingung apa yang mau dimakan.Dengan puasa kita dapat merasakan apa yang mereka rasa
kan yang mampu mengusik nurani kita untuk mau berbagi sesama kita.
Alhamdulillah diujung ramadhan kita tutup dengan zakat fitrah sebagai pencuci jiwa sebagai
motto bahwa mulai awal idulfitri tidak ada lagi yang boleh kelaparan dikolong langit ini bukan
hanya sekedar disaat idulfitri mereka kenyang dan selanjutnya kita tutp mata.
Moment aksi anti kelaparan ini bila digelorakan hampir dapat dipastikan mampu mengusir
kemiskinan bukan sekedar memamerkan kedermawanan terhadap kaum miskin.
Kalau ini yang terjadi sikaya semakin kaya sementara simiskin semakin miskin.
Kesehatan lebih berharga daripada kekakayaan ,kekayaan yang hakiki mereka yang merasa
cukup dan kemiskinan adalah tetap merasa kurang walaupun dunia dan isinya jadi miliknya.
Mereka yang cerdas adalah berkerja keras untuk memenuhi kebutuhan bukan mati matian
untuk memenuhi keinginan yang merupakan fatamorgana kehidupan.yang ujung ujungnya
adalah penzaliman diri sendiri.Orang berpuasa(shoimun) tidak akan pernah terperangkap oleh
pikiran sedungu ini karena mereka telah meraih predikat Muttaqin semulia mulia manusia
disisi Allah(Inna akromakum indallahi atsqokum).
Maka jelaslah bahwa puasa bukan sekadar masaalah ubudiyah untuk mengantongi pahala
sebanyak banyaknya untuk investasi kehidupan diakhirat kelak tetapi juga mengoptimalkan
kemakmuran dan kesehatan jasmaniah,rohaniah dan ijtimaiyah(sosial) sesuai dengan motto
kesehatan versi organisasi kesehatan sedunia(WHO).
Oleh :dr.Abdul Lian
Wednesday, August 21, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment