Monday, November 18, 2013

DI SURGA FIRDAUS KITA BERSATU


Aku tidak mau ikut gila,buruk muka cermin kok dibelah. Kulitku hitam legam,hidungku pesek,posturku bulat pendek,cukuplah kalau aku dijuluki sitampang brengsek. Kemiskinan yang melanda hidupku melengkapi diriku,mengapa tidak ada satupun gadis yang mau melirikku.

Tiga puluh lima tahun sudah aku menapak dibumi Allah,menambah predikatku si Bujang Lapuk. Tapi ada satu hal yang aku syukuri,hatiku tidak pernah membeku laksana batu,dalam kesendirian hidupku aku tidak tidak pernah merasa sepi karena aku merasa Allah tetap bersamaku. Hari hariku kuhabisi di Suffah mesjid Nabawi dan aku berkiprah bersama Abu Huraerah ra dalam kelompok ahlussufah. Lingkunganku memanggilku Zahed mungkin mereka menganggap aku bergaya zuhud. 

Disaat aku sendiri sambil mengkilatkan pedangku, aku tertegun suara Rasul saw menegurku: "Assalamualaikum saudaraku Zahed."

Kujawab: "alaikumussalam warohmatullahi wabarakatuh ya Rosul habibullah."

Dia langsung bicara fokus kemasaalah pribadiku: "Mengapa engkau masih sendiri diusia petangmu ini,tidakkah engkau merasa sepi,ya Zahed? "

"Allah kan selalu bersamaku ya Rosulullah"

"Bukan itu maksudku,tetapi sudah waktunya ada pendampingmu". Rosul menimpaliku.

"Aku tahu diri ya Rosul,dengan keterbatasan diriku bagaimana aku bisa menghidupkan dia, sementara untuk diriku saja aku sudah kelimpungan". Jawabku.

"Yang penting engkau setuju saranku, insyaallah akan mudah Zahed."

"Sami"tu wa atho"tu Rosul, aku dengar dan aku taati engkau ya Rosul."

Rosul meminta seorang sahabat untuk menuliskan selembar surat lamaran kepada Zulfah binti Said untuk calon pendamping Zahed. "Zahed.engkau bawa surat ini kerumah Said,tunggu sampai dibacanya isinya ya."

Aku tergopoh gopoh dengan gemuruh di dadaku menuju kerumah Said. Sampai didepan pintu kuucapkan salam: "assamualaikum saudaraku Said. Said muncul didepan pintu sambil menjawab salamku. Aku berucap: "ini ada surat dari Rosulullah untuk anda." 

Said merasa mendapat kehormatan luar biasa karena seorang Rosul menyurat buat dirinya. Tanpa mempersilakan aku masuk kedalam rumahnya,kebetulan sedang ada tamunya,Said langsung membuka surat dan membacanya. Bagai disambar petir perasaanya setelah dia tahu putrinya secantik bidadari keturunan ningrat dilamar Rosul untuk pemuda gaek,jelek dan melarat. Said dengan wajah sangar menanyakanku: "Apakah benar surat ini dari Rosul,Zahed?"

"Apakah  engkau pernah mendengar aku berdusta? , jawabku. 

Tiba tiba Zulfah tampil dan bertanya kepada Abinya kenapa tamunya tidak diajak masuk? Saidpun berbalik kearah Zulfah sambil menyampaikan bahwa Zahed akan melamarmu sebagai calon istrinya. Zulfah spontan menangis sambil berteriak histeris: "kenapa ayah sampai hati membiarkan aku dilamar lajang karam, orang kumuh dan pinggiran."

"Nah sudah kau dengar langsung Zahed, bahwa putriku Zulfah menolak lamaranmu. Sampaikan kepada Rosul bahwa lamaranmu ditolak. 

Mendengar ucapan Abinya menyebut Rosul, Zulfah tersentak diam dan bertanya kepada Abinya: "Apa hubungan semua ini dengan Rosul,ya Abi?" 

"Said menjawab,sebenarnya Rosul yang melamarmu untuk Zahed sebagai calon suamimu."

"Mengapa Abi tidak bicara sejak awal bahwa Rosul yang meminta semuanya ini?"
"
Maafkan Abi, Zulfah, Abi tidak ingin meresahkanmu."

"Kalau benar Rosul yang meminta ,aku terima lamaran Zahed ya Abi."

Sambil beristighfar berulang kali, Zulfah minta maaf atas kelancangan ucapan dan perbuatannya kepadaku. Terlintas dikepala Zulfah Allah telah berfirman: Innamaa kaana qoulal mu"minina idzaa du"unu Ilallahi warosuulihii liyahkuma bainahum anyaquuluu sami"na wa athoqnaa wa ulaa ika humul muflihuna. 

Hanya ucapan orang orang mukmin yang apabila mereka diajak kepada Allah dan Rosulnya agar Rosul memutuskan(perkara) diantara mereka,mereka berkata kami dengar dan kami taat Dan merekalah orang orang yang beruntung.(surat an Nur ayat 51).

Tatkala aku mendengar ucapan Zulfah rasanya bagaikan mendapat durian runtuh,senangnya bukan kepalang terasa melayang layang diawang awang. Aku pamit pulang menyampaikan berita gembira ini kepada Rosul dan segera ke mesjid bersujud syukur. Ketika  bertemu Rosul, Rosul bertanya kepadaku: "bagaimana kabarnya Zahed?"

"Mereka menerima lamaranku ya Rosul."

"Nah kalau begitu langsung saja persiapkan pernikahan kalian, Zahed."

"Tetapi aku tidak punya apa apa ya Rosul,bagaimana mungkin aku mempersiapkannya."

"Pergilah dan temui Abu Bakar,Ustman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf,katakan pada mereka bahwa Rosul memintanya mempersiapkan pernikahanmu"

Akupun menemui mereka dan dengan izin Allah mereka membantuku dengan dana yang cukup besar dan aku segera kepasar membeli semua keperluan pernikahanku. Sekembali dari pasar aku menyaksikan ramainya orang berkumpul dihalaman mesjid. Aku terheran heran sambil menanyakan para sahabat ada apa gerangan ini semua. Sahabat Rosul menjawab,Rosul memerintahkan sekarang juga kita harus memerangi kaum kafir yang berencana menyerbu kaum muslimin.Aku langsung bersikap, aku bergabung bersama kalian dan akan kujual segera semua perlengkapan pernikahanku dengan membeli kuda perang.

Sahabat menasihatkanku  biar kami saja yang ikut kemedan juang,bukankah engkau akan berbulan madu malam ini? Aku tetap bertahan sambil mengingatkan mereka bukankah Allah berfirman:
Kul Inkaana aabaaa ukum wa ikhwanikum wa azwajukum wa "asyirotukum wa amwaalu iqtaroftumuuhaa watijarotun takhsyauna kasaadahaa wamaskinu tardhounahaa ahabba ilaikum minallahi warosulihii wajihaadin fi sabiilihii fatarobbashuu hattaa ya"tiyallahu bi amrihii wallahu layahdil qoumal faasiqiina. 

Katakanlah jika bapak bapakmu,anak anakmu saudara saudaramu,istri istrimu.keluargamu, harta kekayaanmu yang kamu usahakan,perdagangan yang kuatirkan kerugiannya dan rumah rumah tempat tinggal yang kamu sukai,lebih kamu cintai daripada Allah dan Rosulnya serta berjihad dijalannya maka tunggulah sampai Allah memberi keputusannya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang fasik,(Surat at Taubah ayat 24).

Zahed bertekad bulat maju kemedan jihad akhirnya Allah mentakdirkannya gugur  syahid fisabilillah. Mendengan gugurnya Zahed,Rosul bersabda: "Malam ini Zahed sedang berbulan madu dengan bidadari yang lebih cantik dari Zulfah di Surga."  

Benar firman Allah: "Wala tahsabannallazina qutiluu fii sabiilillahi amwaata bal ahyaaa u"n "inda robbihim yurzaqunna. Dan janganlah sekali kali kamu mengira bahwa orang orang yang gugur dijalan Allah itu mati sebenarnya mereka itu hidup seraya mendapat rezeki disisi Tuhannya.(surat Ali Imran 169). 

Wala taquuluu liman yuqtalu fi sabiilillahi amwaatun bal ahyaaa un walakin latas "urunna. Dan janganlah kamu mengatakan orang orang yang terbunuh dijalan Allah(mereka) telah mati Sebenarnya mereka hidup tetapi kamu tidak menyadarinya.(surat Al Baqarah ayat 2).

Setelah berita gugurnya Zahed fisabilillah sampai ketelinga Zulfah dengan ikhlas Zulfa berdoa: "Apapun keputusanmu itulah yang terbaik buat diriku ya Allah,jika engkau belum mengizinkan aku mendampinginya didunia yang fana ini, berikanlah kesempatan aku mendampinginya disurga Firdaus ya Allah. Dan kepadamu kekasihku pahlawan syahid penghuni surga: Maafkan aku Zahed,aku manusia egois,buta dan tuli ,ternyata hati emasmu tersembunyi dibalik profilmu yang kusam dan kelam itu."

"Selamat jalan Zahed,insyaallah : DISURGA FIRDAUS KITA BERSATU."






                                              

0 comments:

Post a Comment