Tampaknya kehadiranku didunia tidak didambakan orang tuaku tidak seperti kakak kakakku. Mungkin program keluarga berencana bergelayut dibenak mereka untuk mewujudkan keluarga bahagia dan sejahtera.
Padahal aku lahir sempurna bahkan ketika remaja aku mirip David Chalik aktor ganteng Andaikata aku dilahirkan cacat sekalipun justru menguntungkan mereka karena aku adalah kunci pembuka pintu surga buat mereka berdua. Tidakkah pernah mereka mendengar seorang balita cacat ketika dipersilakan masuk kesurga dia langsung berteriak ;Aku tidak mau masuk kesurga kecuali kedua orang tuaku ikut masuk kedalamnya. Terdengar suara dari kejauhan,masukkan kedua orang tuanya. Tidak semua orang sempat mendengar dan kebanyakan orang tidak mau mendengar. Padahal Umar bin Khatab pernah berkata bahwa mayoritas penghuni neraka karena tidak mau mendengar. Semoga orang tuaku tidak termasuk kedalamnya.
Keakraban diriku dengan daddyku mencengangkan saudara saudaraku, dikala aku balita menginjak nginjak punggung dan kepala daddyku yang sedang telungkup berbaring diranjang sampai kakak tuaku berteriak: "Hai,jangan lakukan itu!"
Kalau kakak kakakku diberi nama agak Jawani mungkin karena daddyku sangat menyenangi suku Jawa,karena mudah dibina,suka mendengar apalagi gotong royong tanpa pamrih sangat membantunya membangun daerah binaan ditempat tugasnya. Walaupun Ilmu Islam mereka tak memadai tapi kepedulian sosialnya begitu mengesankan. Daddyku dalam pembinaan masyarakat menyambi meluruskan adat istiadat mereka yang menyimpang dari aqidah berangsur angsur mereka tinggalkan. Daddyku justru memberiku nama Al Kindi ahli fisika pertama didunia yang kental Islamnya dengan harapan aku bisa mengikuti jejaknya.
Setelah menggondol ijazah SMA aku beranikan diriku mengikuti ujian masuk Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dengan izin Allah aku berhasil menembusnya ,sampai kakakku yang studi di negeri Kanguru angkat topi dan geleng geleng kepala atas kesuksesanku. Setelah setahun aku mengikuti kegiatan kuliah dan praktikum aku merasa tidak nyaman dengan lingkunganku. Tekanan dari assisten dosen pembimbing praktikum terlalu berlebihan kurasakan membuat mentalku runtuh tak berdaya memaksa aku mengangkat kaki tanpa pamit dan mengucapkan Sayonara impian dokterku. Disamping keberlianan otak untuk jadi seorang dokter diperlukan mental yang tangguh sebagai perisai terhadap peluru berbisa yang ditembakkan para senior yang kebetulan tidak aku miliki. Omelan mamaku membreidel diriku tapi aku diam saja seribu bahasa. Aku pasrah saja mungkin dokter bukanlah professi yang pantas untukku.
Diam diam tahun kuliah baru aku mencoba mengikuti test masuk Fakultas Ekonomi UNDIP dengan percaya diri tanpa setahu ortuku dengan izin Allah lagi lagi aku diterima dengan menyingkirkan ribuan pesaingku. Bahagia terasa hatiku mungkin ekonom jadi peran hidupku. Tetapi kebahagiaan itu tidak bertahan lama,tanpa tekanan namun rasa tak nyaman yang tak bisa dijelaskan melanda diriku,kenapa begini sama sekali tak kumengerti. Apakah ini juga dinamakan takdir,memang takdir tapi takdir yang berubah karena tak ada kesungguhan dan pengorbanan untuk meredam kegalauan hatimu. Kuhapus impianku jadi ekonom kuucapkan sayonara tanpa derai air mata. Kedua orang tuaku gelisah resah melihat bidukku oleng berlayar tak tentu arah. Lagi mamaku melepaskan peluru omelannya,mau jadi apa kau habis umurmu sia sia. Aku diam membisu tanpa kata laksana patung tak bernomor minyak dalam botol. Ditawarkannya aku konsultasi ke Psikolog dan Psikiater tetapi aku menolak karena aku belum gila dan tidak akan gila.
Kebetulan kakakku pulang ke Indonesia dan menawarkan apakah aku mau studi ke negeri Kanguru. Spontan aku menyambutnya,inilah yang kumau. Dengan melengkapi persyaratan visa student aku terbang bersama kakakku ke Aussie. Aku studi di school of tourism program hospitality yang penting aku bisa tinggal di Aussie. Disampin kuliah aku juga nyambi berkerja part time dengan penghasilan cukupan untuk mendukung biaya hidupku. Akhirnya kuraih juga diploma hospitality walaupun bukan targetku. Aku terpaksa pulang ke Indonesia karena masa visa studentku telah berakhir sementara certificate hospitality tidak bisa membantu persyaratan visa menetap.
Aku menetap di ibukota mencoba kuliah teknologi informasi di Meredian school. Sebenarnya kemampuanku dan pengalamanku dibidang teknologi informasi tidak perlu diragukan karena kebetulan aku bekerja di Aussie bidang teknologi informasi cuman bukti tertulis keahlian untuk itu tidak kumiliki. Kuakui kelemahanku dalam menyusun skripsi membuat aku gagal mendapat certificae IT dari school of meredian maka buyarlah impianku memperoleh visa menetap Aussie karena certificate IT lagi dibutuhkan. Aku bertanya pada diriku apakah kebahagianku bermukim di Aussie ? Pikiran sesat itu datang menghantuiku padahal bahagia itu sedang tidur nyenyak dalam bilik hatiku.
Tiga puluh lima tahun aku merayap dibumi ini,aku masih sendiri,entah sampai kapan tetap sendiri . Walaupun business on line kutekuni dan klinik terapi tradisionil kutangani namun belum membangkitkan percaya diriku. Rasa malu mendera jiwaku tatkala kudengar Sebastian Kurz diusia 27 tahun dilantik jadi Menlu Austria,Kim Yong un dalam usia 28 tahun memimpin Korea Utara.Jigme Khesar Nangyel Wangchuck diusia 28 tahun dinobatkan jadi Raja Butan. raja termuda sedunia,sementara Rosevelt Sheriff di usia 32 tahun jadi Perdana Menteri Dominica kenapa aku diusia 35 tahun lajang karam matahariku belum terbit juga aku meraba dalam kegelapan menempuh jalan tanpa arah .
Ya Allah dengan hidayah yang kau curahkan kediriku semangatku akan
menggebu gebu dan aku tak akan pernah berhenti melangkah melalui
terowongan gelap ini karena aku yakin seyakin yakinnya diujung terowongan ini
ada cahaya harapan yang menyambutku.
Allah tidak pernah dusta Fa innama"al "usri yusran innama"al "usri yusran(Insyiroh 5-6):
DIBALIK GALAU ADA KEMILAU,WAOW!!!
G A L A U NGGAK LA YAU
disusun oleh : ALS
Semarang 18 Desember 2013