Sunday, July 6, 2014

DOA LAGI DOA LAGI

Doa(ad du"aa) artinya memanggil,meminta tolong atau memohon sesuatu perlindungan atau
perubahan.Memohon kepada manusia adalah perbuatan hina sementara bermohon kepada
Allah adalah mulia.Ingatlah Allah murka kalau hambanya enggan meminta kepadaNya sedangkan manusia merasa bosan kalau sesamanya berulang kali meminta tolong padanya.
Rasul bersabda:Barangsiapa tak pernah berdoa kepada Allah maka Allah murka padanya.
Tidak ada yang yang lebih mulia disisi Allah selain daripada doa.(HR:Ahmad)
Orang bijak ngomong:Hiasilah tidurmu dengan tetesan air wudhu,selimutilah dirimu dengan kalimah syahadat,awali tidurmu dengan sepotong doa lelapkanlah matamu dengan alunan zikrullah semoga mimpi indah menjadi realita.
Bila mimpi indah tak menjadi kenyataan bukan berarti harapan tidak dapat diraih,cobaan akan terus datang silih berganti dan kebahagian tak pernah abadi hanya dengan kesabaran dan doa kebahagiaan akan selalu menghampiri.
Mahatma Gandhi pernah bicara:Tanpa doa sudah lama saya gila.
Rasul bersabda:
Doa adalah senjata orang mukmin dan tiang agama serta cahaya langit dan bumi(HR:Abu Ya"la).
Tanpa senjata(doa) bagaimana menghadapi musuh utama yaitu syaitan alias iblis,bagaimana rumah keimanan bisa berdiri tanpa tiang(doa) pastilah meraba dalam kegelapan tak tentu arah tanpa cahaya langit dan bumi yaitu doa itu sendiri.
Orang berdoa tak mengenal putus asa sebesar apapun musibah mendera hidupnya karena Nur Ilahi selalu menerangi kalbunya.
Orang bijak berucap:
Jangan sesali apa yang sudah pergi jangan tangisi apa yang sudah tiada tapi bangkitlah dan bina kembali apa yang telah hilang dan pergi.
Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup yakinlah pintu lain dibukakan.Tetapi kita sering terpaku terlalu lama pada yang tertutup sehingga tak tampak pintu lain yang terbuka.
Rasul juga bersabda:Doa adalah otaknya ibadah(HR:Tirmidzi).
Ibadah akan amburadul tanpa otak(ilmu) oleh karena itu harus ittiba"sesuai tuntunan Rasulullah saw.
Bagaimana bisa ittiba" kalau tidak mau belajar minimal mau mendengar.
Ingatlah penghuni neraka mayoritas mereka yang tak mau mendengar,kata Umar bin Khatab.
Rasul juga bersabda:Akan muncul dalam ummat ini satu kaum yang melampaui batas kewajaran dalam berthaharah dan berdoa (HR:Ahmad dan Abu Dawud).
Mereka berdoa menurut cara nenek moyangnya,meminta sesuatu yang tak mungkin dikabulkan oleh karena berlebih lebihan atau untuk sesuatu yang haram.
Tetaplah berdoa kapan saja dimana saja baik waktu senang maupun susah karena Allah selalu bersama hamba hambaNya.
Allah berfirman dalam surat Al Mu"minun 60:
Berdoalah kepadaKu,niscaya Aku perkenankan bagimu.
Sesungguhnya Allah Maha pemalu dan Maha pemurah.Allah malu bila ada hambanya yang memohon kepadaNya lalu dibiarkan kosong dan kecewa.(HR:Al Hakim).
Dalam hadist Qudsi Allah berfirman:
Barangsiapa bermohon kepadaKu diwaktu dia senang maka Allah akan kabulkan doanya dikala dia susah,barang siapa memohon maka akan Aku kabulkan doanya,dan barangsiapa merendahkan diri kepadaKu maka Aku angkat derajatnya maka barangsiapa bermohon kepadaKu dengan merndahkan diri maka Aku merahmatinya maka barangsiapa memohon pengampunanku Aku ampuni dosanya.
Rasul juga mengingatkan:
Ambillah kesempatan berdoa ketika hati sedang lembut oleh karena ada rahmatnya(HR:Ad Dailani).
Hati manusia adalah kandungan rahasia dan sebagian lebih mampu merahsiakan dari yang lain .
Bila kamu memohon sesuatu kepada Allah Azza wajalla maka mohonlah dengan penuh keyakinan bahwa doamu akan dikabulkan Allah.Dan Allah tak akan mengabulkan doa orang yang hatinya lalai
atau lengah.(HR:Turmidzi) dari Abu Hurairah.
Apabila kamu berdoa janganlah berkata:Ya Allah ampunilah aku kalau Engkau menghendaki ,rahmatilah aku kalau Engkau menghendaki dan berilah aku rezeki kalau Engkau menghendaki.
Hendaklah kamu bermohon dengan kesungguhan hati sebab Allah berbuat segala apa yang dikehendakinya dan tidak ada paksaan terhadapNya.(HR:Bukhari dan Muslim).
Bagaimana bisa berdoa dengan kesungguhan hati kalau doa sekedar pelengkap dari satu upacara dan diucapkan dengan terburu buru apalagi yang memimpin dan jamaah tidak mengerti apa yang diminta.
Dari Fadhalah bin Ubaidah ia berkata:Rasulullah saw bersabda:
Apabila seseorang diantara kamu berdoa hendaklah dimulai dengan memuji Allah berterima kasi kepadaNya kemudian membaca shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw lalu berdoa sesuai dengan keinginannya.(HR:Ahmad dan Abu Dawud).
Sebaiknya lafaz doa menggunakan lafaz yang terdapat dalam Al Quran dan Hadist maka jika tidak sesuai dengan keinginan kita maka boleh dengan lafaz keinginan kita.
Satu hal yang jadi ikhtilaf adalah apakah doa harus dengan suara rendah atau boleh nada tinggi.
Kelompok yang pro dengan suara rendah beralasan berdasarkan dalil dalil:
Allah berfirman dalam surat Al Baqarah 186:
Dan apabila hamba hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku maka jawablah bahwa Aku adalah dekat.Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintahKu dan hendaklah mereka itu beriman kepadaKu agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Karena Allah sangat dekat lebih dekat dari urat leher kita sendiri tidak perlu bersuara keras.
Allah juga berfirman dalam surat Al Araf 55 dan 205:
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut sungguh Dia tidak menyukai orang orang yang melampaui batas.
Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut dengan tidak mengeraskan suara pada waktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang yang lengah.
Abu Musa al As"ari berkata:
Ketika Rasulullah saw berperang menuju Khaibar saat melewati lembah rombongan mengeraskan suara takbir maka Rasulullah saw mengingatkan:Pelankan suara kalian sesungguhnya kalian bukankah menyeru Allah Yang Maha Mendengar dan Maha Dekat dan dia bersamamu.(HR:Bukhari).
Jelas Allah dan Rasulullah saw mengimbau berdoa atau berdzikirlah dengan suara rendah karena Allah sangat dekat,selalu bersama diantara hamba hambanya dan Maha Mendengar dan tidak tuli.
Sementara dari kelompok yang pro suara tinggi beralasan dengan dalil sebagai berikut:
Allah berfirman dalam surat Ali Imran 191:
Yaitu orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau berbaring dan mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi sambil berkata:Ya Rabb kami,tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia sia .Maha suci Engkau maka peliharalah kami dari api neraka.
Dari Ibnu Abbas berceritra:Aku mengetahui dan mendengarnya (berdzikir dan berdoa suara tinggi) apabila mereka selesai melaksanakan sholat dan hemdak meninggalkan mesjid.(HR:Bukhari Muslim).
Ibnu Ada pernah berucap:Pernah saya berjalan bersama Rasulullah saw bertemu dengan seorang laki laki dimesjid,sedang mengeraskan suaranya untuk berdzikir,Saya bertanya;Wahai Rasulullah mungkinkah dia melakukan ini dalam keadaan Riya?Rasul menjawab:Tidak,dia sedang mencari ketenangan .Namun Rasulullah saw bersabda:Keutamaan dzikir adalah yang pelan dan sebaik baik dzikir adalah sesuatu yang mencukupi.
Imam Syafii berkata:Tujuan Rasul mengeraskan suara ketika berdzikir atau berdoa untuk mengajarkan orang orang yang belum tahu.
Imam Nawawi mengkompromikan antara doa/dzikir suara tinggi dan rendah'
Merendahkan suara lebih terpilih kalau ada keraguan menimbulkan riya,mengganggu orang tidur atau sedang sholat sementara mengeraskan dzikir lebih terpilih bila dengan niat mengingatkan hati orang yang lalai agar merenung menghayati dzikir ,memberi semangat mampu menghilangkan kantuk.
Jadi tinggi rendahnya suara dzikir tergantung situasi dan kondisi dan kalau seorang berdoa atau dzikir merasa khusyuk dengan suara rendah atau tinggi sambil duduk atau berdiri silakan saja.
Dzikir atau doa berjamaah merupakan tradisi bagi kelompok ini baik sesudah sholat maupun dalam acara tertentu dalam kelompok besar yang disebut Istighosah Kubro dimesjid atau dilapangan dengan pengeras suara dipimpin oleh seorang Imam yang diamini oleh peserta majelis dzikir dimana dzikir yang dibaca adalah dzikir Jami"iyah Ahli Thariqah al Muktabaroh an Nadhiyah.
Apakah istighosah qubro salah,bila  tampil untuk menandingi majelis maksiat yang sudah merambah?
Namun kelompok yang pro suara rendah tak mengenal doa dzikir berjamaah sesudah sholat yang dipimpin seorang Imam apalagi mengelar dzikir akbar atau istighosah.
Rutinitas sebelum sholat berjamaah baik sebelum atau sesudah adzan melantunkan syair atau sholawatan sambil menunggu Imam datang dengan alasan untuk syiar dan agar jamaah tak bicara.
Hadist dari Sa"id bin Musayyab,ia berkata:
Satu ketika Umar berjalan,kemudian bertemu dengan Hassan bin Tsabit yang melantunkan syair di mesjid.Umar menegur Hassan namun Hassan merespons aku telah melantunkan syair dimesjid yang didalamnya ada seseorang yang lebih mulia darimu kemudian ia menoleh kepada Abu Hurairah dan Hassan melanjutkan bicaranya Bukankah engkau telah mendengar sabda Rasul saw.Jawablah pertanyaanku Ya Allah mudah mudahan Engkau menguatkan dengan Ruh al Qudus.
Abu Hurairah menjawab: Ya Allah benar(aku telah mendengarnya).(HR:Abu Dawud).
Komentar yang pro suara pelan kalimat yadzkuruuna dalam surat Ali Imran 191 adalah mengingat bersifat umum bukan berdzikir berjamaah.
Kalau tujuan mengajarkan orang yang belum tahu bukan berarti terus menerus tanpa batas.
Begitupan terserah kepada masing masing diri mana yang rasional dan berkenan dihati yang penting jangan gara gara doa dan dzikir ummat Islam malah berseteru dan saling mengkafirkan.
Ada yang perlu diingat Fatwa Lajnah Da"imah Saudi bahwa berdoa setelah sholat fardhu bukanlah sunnah yang dilakukan dengan mengangkat kedua tangan baik oleh Imam maupun Makmum maupun bersama sama.Dan itu adalah bid"ah karena tidak pernah dilakukan Rasulullah saw maupun para sahabat Menurut Syaikh Ibnu Bazz ketua Majelis Ulama Arab Saudi:
Tak disyariatkan mengangkat kedua tangan ketika berdoa pada kondisi yang tidak pernah ditemukan pada masa Nabi saw seperti berdoa ketika selesai sholat ,duduk antara dua sujud,sebelum salam ketika sholat Jum"at atau sholat Ied.Namun ketika berdoa meminta hujan saat khutbah Jum"at atau sholat Ied maka disyariatkan mengangkat kedua tangan sebagaimana dilakukan Nabi saw.
Namun boleh berdoa sesudah sholat fardhu tapi tidak mengangkat tangan dan tidak bersama sama apalagi mengusap muka sesudah berdoa ba"dah sholat atau sehabis salam penutup sholat..
Tidak ada satupun hadist shahih tentang mengusap muka dengan kedua tapak tangan sesudah berdoa.
Semua hadistnya sangat dhaif tak bisa dijadikan alasan tentang sunnahnya
Malah menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin ra menyatakan:
Tidaklah tepat jika seseorang selesai sholat dia lalu berdoa namun yang lebih tepat adalah berdoa waktu dia sedang bermunajat yaitu dalam sholat bukan setelah sholat saat munajat berakhir.
Maka bukan petunjuk Rasulullah saw berdoa sesudah salam kecuali berniat untuk menutupi kekurangan yang ada dalam sholat.Mengangkat tangan memang menentukan makbulnya berdoa namun tidak disemua kondisi terutama sesudah sholat.
Hadist yang paling masyhur tetapi dhaif menurut Ibnu Rajab dan ulama lainnya adalah":
Nabi bersabda: Dalam sholat hendaknya kamu merendahkan diri dan khusyuk lalu hendaknya mengangkat kedua tanganmu (sesudah sholat) lalu katakanlah:Wahai Robbi,wahai Robbi.
Sebaik baik berdoa adalah sebelum salam karena Rasul bersabda:Sesudah bacaan tasyahud kemudian ia berdoa yang ia suka .(HR:Bukhari).
Dari Muadz bahwa Rasulullah saw berwasiat kepadanya:
Janganlah engkau tinggalkan untuk berdoa setiap dhubur sholat(akhir sholat) :Allahumma a"inni a"la dzikrika wa syukrika wa husni ibadatik,Ya Allah tolonglah aku,untuik berdzikir dan bersyukur dan memperbaiki ibadahku kepadaMu.(HR:An Nasa"i).
Dari Umamah ra ia berkata:Rasul ditanya oleh para sahabat:
Tentang waktu waktu apa doa lebih didengar Allah?Rasul menjawab:
Pada waktu tengah malam dan pada akhir tiap sholat fardhu(sebelum salam) (HR:Turmidzi).
Dari Jabir ra:Sesungguhnya pada waktu malam ada saat dimana seorang muslim memohon kebaikan kepada Allah baik terkait urusan duniawi atau ukhrowi niscaya Allah mengabulkannya dan saat itu ada setiap malam.(HR:Muslim).
Apabila tersisa 1/3 malam hari Allah Azza wajalla turun kelangit bumi dan berfirman:Adakah orang yang berdoa kepadaKuakan Kukabulkan.Adakah orang yang berisitghfar kepadaKu,akan Kuampuni dosa dosanya.Adakah orang yang memohon rezeki kepadaKu,akan Kuberi rezeki.Adakah orang yang mohon dibebaskan dari kesulitan yang dialaminya akan kuatasi kesulitannya.
Yang demikian berlaku sampai terbit fajar(subuh).(HR:Ahmad).
Dari Abu Hurairah ra Rasul saw membicarakan hari Jum"at beliau bersabda:
Pada hari itu ada satu saat bila  seseorang muslim sedang sholat bertepatan dengan saat itu kemudian ia bermohon kepada Allah niscaya Allah mengabulkannya Dan beliau memberi isyarat bahwa waktu itu sangat sebentar.(HR:Bukhari dan Muslim ).
Banyak yang tak tahu waktu ijabah suatu doa adalah diantara adzan dan iqamah malah bukannya berdoa tetapi bersyair atau sholawatan dengan suara nyaring sehingga mengganggu kekhusyukan orang orang yang sedang berdoa.
Dari Anas bin Malik dia berkata:Rasul telah bersabda:
Doa diantara adzan dan iqamah tak ditolak.(HR:Ahmad,Abu Dawud dan Turmidzi).
Sebaiknya sesudah sholat berjamaah duduklah sebentar jangan langsung terburu buru keluar.
Dari Abu Hurairah ra Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya para malaikat memintakan rahmat untuk salah seorang dari kamu selama masih duduk ditempat sholatnya dan sebelum berhadast para malaikat mendoakan ya Allah ampunilah dosanya dan kasihanilah dia
Begitupun berdoa jangan hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orag lain .
Ali berkata:Rasulullah saw lewat ketika aku sedang berdoa.Ya Allah rahmatilah aku.lalu beliau menepuk pundakku sambil berkata:
Berdoa jugalah untuk kaum muslimin jangan khusus untuk pribadi.Sesungguhnya perbedaan antara doa untuk umum dan khusus seperti bedanya langit dan bumi.(HR:Ad Dailani).
Jangan lupa mohon doa kedua orang tua karena doa keduanya sangat ijabah dan jangan berpergian jauh tanpa doa karena tak pernah ditolak Allah.
Tiga macam doa dikabulkan tanpa diragukan lagi yaitu doa orang yang didzalimi ,doa kedua orang tua dan doa seorang musafir dengan tujuan yang baik.(HR:Ahmad dan Abu Dawud).
Rasul juga bersabda:Ada tiga orang yang tak ditolak doanya:
Yaitu orang berpuasa sampai berbuka,penguasa yang adil dan orang yang didzalimi.Doa mereka diangkat Allah keatas awan dan dibuka pintu langit baginya dan Allah bertitah:Demi keperkasaanKu Aku memenangkan mereka meskipun tidak segera.((HR:Tirmidzi).
Oleh karena itu sepanjang berpuasa berdoalah jangan lewatkan dengan tiduran santai tak berguna dan
pilihlah pemimpin yang adil yang telah terbukti kejujuran dan kepeduliannya apalagi dianiaya dengan fitnah yang keji kalau menginginkan baldatun thayyibatun warabbun ghafur yaitu negara yang makmur sentosa dalam limpahan rahmat dan ampunan Allah.
Satu hal yang penting disadari agar tidak berputus asa dalam berdoa.Rasul bersabda:
Tidak seorangpun berdoa kepada Allah kecuali dikabulkanNya dan dia memperoleh salah satu dari tiga hal yaitu dipercepat terkabul doanya didunia atau ditunda disimpan(untuk tabungan akhirat) dan atau mencegahnya dari musibah yang seharusnya menimpanya.(HR:At Thabrani).
Satu hal lagi yang perlu diingat pesan Rasulullah saw :Barangsiapa yang ingin doanya terkabul dan kesulitannya teratasi hendaklah dia menolong orang yang dalam kesempitan.(HR:Ahmad).
Allah lebih mengetahui tentang apa yang ditakdirkannya,belum tentu doa yang tidak segera dijabah karena Allah menolaknya jadilah orang bersangka baik terhadap keputusan Allah inilah sebenarnya kunci kebahagian dunia akhirat.
Begitupun kita harus introspeksi kenapa doa kita tidak terwujud mungkin makanan minuman maupun pakaian dari bahan yang haram atau diperoleh dengan cara yang haram.
Nabi menceritakan tentang seorang musyafir dengan rambut kusut masai dan berdebu mengangkat kedua tangannya kelangit(berdoa) Ya Rabbi,Ya Rabbi padahal makanan minuman dan pakaiannya haram bagaimana dapat dikabulkan doanya.(HR:Muslim).
Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 172:
Wahai orang orang yang beriman makanlah dari yang baik baik dari apa yang kami rizkikan padamu.
Semoga kita tidak termasuk kadalam golongan yang demikian.Amiin.

Disusun dan dikutip oleh ALS ,Semarang 8 Juli 2014, dipublish jam 9.10 wib.sehari menjelang pilpres.

0 comments:

Post a Comment