Monday, September 15, 2014

ISLAM RADIKAL APA MAUMU?

Wama arsalnaka illa rahmatalil alamin.tidaklah kami utus engkau hai Muhammad kecuali membawa rahmat untuk sekalian alam tak hanya untuk ummat Islam tetapi juga untuk non muslim bahkan penghuni alam semesta termasuk flora dan fauna.
Tak ada satu makhlukpun yang tak merasa nyaman tenteram dan sentosa bila berdampingan dengan ummat Islam yang sejati bukan kelompok yang mengatas namakan Islam yang merasa paling benar bila perlu dilenyapkan dengan cara apa saja yang tidak sefaham dengan pemikirannya.
Islam yang berarti aslama yuslimu selamat dan menyelamatkan terkubur oleh kefanatikan membabi buta tanpa dasar menimbulkan skeptisme sebagian orang terhadap Islam.
Pada tahun 622M Rasul saw sebagai kepala negara Madinah membuat piagam Madinah(Dustar al Madinah) terdiri dari 23 fasal menyangkut hubungan antar sesama ummat Islam dan 24 fasal menyangkut hubungan antara ummat Islam dan bukan Islam(Yahudi) yang sejak lahir Nabi Muhammad saw tahun 571 M Yahudi telah menjadi penduduk Madinah.Dalam piagam Madinah dimana dijamin kebebasan setiap penduduk untuk melaksanakan adat istidat dan upacara keagamaan masing masing dan mengikat perjanjian dengan Yahudi untuk bersama  mempertahankan Madinah terhadap ancaman dari luar,negara bertanggung jawab terhadap orang orang bukun Islam.
Tahun 638 M dibawah pemerintahan Umar bin Khatab seluruh Palestina dimerdekakan dari jajahan Romawi baik muslim maupun non muslim hidup berdampingan secara damai dan kebebasan beragama dijamin sepenuhnya.
Tapi ingatlah ketika Andalusia jatuh sepenuhnya ketangan Kristen tahun 1492 M karena cemas akan kebangkitan Islam kembali maka terjadilah pengusiran dan pembunuhan serta pengkristenan massal tidak hanya terhadap ummat Islam tetapi juga Yahudi maka mengungsilah mereka ke Bosnia wilayah khilafah Ustmania.Anehnya Raja Juan Carlos dari Spanyol tahun 1992 secara resmi menyampaikan permintaan maaf pada pemerintah Israel atas hollocoust(pemusnahan etnis) Yahudi 500 tahun sebelumnya tetapi tidak satu katapun permintaan maaf atas pembunuhan massal ummat Islam.
Jangan lupa pada waktu bangsa Yahudi memproklamirkan kemerdekaan negara Israel 14 mei 1948 mereka menyerang dan mengusir rakyat Palestina sehingga mereka mengungsi ke Libanon,Yordania Syria dan Mesir.
Inikah sikap dan pendirian sebagai acuan yang diambil  kelompok radikal Islam yang bertolak belakang dengan Islam.
Banyak kelompok radikal yang bertebaran dimuka bumi ini seperti Bako Haram di Mali,al Hautsiyun dan al Qaidah di Yaman,Anshoru as Syari"ah di Libya Jabhatu an Hasroh dan Ahroru as Syam di SuriahAbu Sayyaf di Philipina dan terakhir populer belakangan ini adalah ISIS(Islamic State Iraq and Syiria )dipimpin oleh Abu Bakar al Baghdadi yang dengan kekejamannya mengusir dan membunuh suku minoritas Yazidi dan Nasrani sudah ribuan tahun tinggal di Irak Utara karena  faktor non Muslim, dan menolak membayar pajak keamanan membuat antipati masyarakat internasional.
Sementara dua orang wartawan AS dipenggal membuat semakin sensitifnya masyarakat internasional
dan segera mengatur strategi untuk menghancurkan ISIS.
Celakanya ISIS yang sebelumnya berideologi Suni  memanfaatkan situasi kekecewaan warga Suni terhadap kebijakan pemerintah Irak dengan melindungi warga Suni dalam menghadapi hegemoni pemerintahan di   Bagdad yang didominasi Syiah malah berbalik menyerang Suni karena tidak mendukung berdirinya Daulah Khilafah yang dipimpin Abu Bakar Al Baghdadi dengan mengesekusi mati tiga belas ulama Suni salah satu diantaranya adalah Syaikh Muhammad Al Mansyuri imam dan khotib mesjid Agung Mosul.Sempurnalah penderitaan warga Suni yang sudah berlangsung selama sebelas tahun sejak invasi AS dan sekutunya terhadap wilayah yang dihuni mayoritas Suni antara lain serangan yang sangat mematikan adalah kota Falujah Propinsi Al Anbar dengan alasan  warga Suni sebagai pendukung razim Saddam Husein .Penderitaan ini berlanjut sejak dibawah pemerintahan baru Irak yang dipimpin oleh perdana menteri Ibrahim Al Ja"fari,Asyad Allawi sampai Nuri Al Maliki yang menganggap warga Suni adalah lawan politiknya dan diperlakukan tidak adil dalam segala akses kehidupan mendorong mereka berdemontrasi seacara damai di Al Huwaijah namun dianggap perlawanan terhadap pemerintah yang syah dan ujung ujungnya tentara dan polisi menyerang dan menewaskan 91 warga Suni dan 254 orang luka luka.Yang lebih biadab adalah pembantaian 70 warga Suni yang sedang sholat Jumat di masjid Masab bin Umair di Propinsi Dyala oleh milisi Syiah radikal semuanya ini berlangsung dihadapan tentara asing terutama AS.
Semua peristiwa kekejaman tak manusiawi yang berlangsung sejak tahun 2003 tidak pernah menyentuh nurani AS dan sekutunya namun tatkala ISIS mengusir kaum minoritas dan dipenggalnya leher wartawan AS langsung bereaksi membentuk koalisi 40 negara untuk menghabisi ISIS namun kekejaman Israel menghabisi warga Gaza ,anehnya AS dan Uni Eropah berada diposisi netral sama artinya bahwa AS dan Uni Eropah merestui pembantaian antar manusia.
Koalisi 40 negara sebaiknya tidak hanya diarahkan ke ISIS tetapi juga melumpuhkan semua gerakan radikal yang berada dikolong langit ini karena mereka akan terus hidup dan berkembang.
Menurut Jendral Martin Dempsey Kepala Staf Gabungan Pasukan Amerika Serikat menyatakan bahwa kunci peredaman ISIS adalah terletak pada kekompakan warga Suni sendiri.Negara Islam di Irak dan Suriah bisa runtuh bila 20 juta warga Suni menolak keberadaan ISIS katanya.
Yang harus dipertimbangkan adalah bahwa radikalisme adalah sebuah ideologi tak mungkin hanya dihancurkan dengan kekuatan senjata tetapi strategi bagaimana membendung virus radikalisme agar tak menular kemasyarakat dimana peran para ulama dan tokoh agama sangat menentukan.
Memang peran agama sangat vital dalam menciptakan perdamaian tetapi disisi lain masih sering terjadi konflik,terorisme dan kekerasan atas nama agama.Jangankan perbedaan agama dalam satu agama yang samapun sering terjadi konflik karena perbedaan mazhab atau aliran.
Berdasarkan atas fakta inilah Institute for Cultural Diplomacy(ICD) berpusat di Berlin tanggal 15 Juli sampai 17 Juli 2014 pada saat laitlatul qadar menyelenggarakan Madrid Symposium of PeaceBuiding
and Conflict Resolution di Madrid Sepanyol mengangkat subthema The Promotion of World Peace through Interfaith Dialogue and Global Political Discourse di kampus Nebrija Universitas Madrid.
Mantan PM Spanyol Jose Luis Rodriguez Zapatero membuka bicaranya agar Israel segera menghentikan penggunaan kekerasan di Gaza dan Uni Eropah haruslah menekan Israel dan menyeru AS,OKI dan PBB mengusahakan perdamaian yang adil.
Agama dan ideologi politik sama sama bisa menimbulkan fanatisme dan radikalisme disinilah peran pemuka agama sangat krusial membimbing para pengikutnya untuk saling menghargai sesama manusia,menjunjung tinggi keragaman dan kebebasan beragama.
Dan Zapatero mengakui bahwa sektarianisme keagamaan dan kemudian berpadu dengan konflik politik terjadi tidak hanya di Timur Tengah tetapi juga dibelahan bumi lain termasuk Eropah bahkan Eropah membutuhkan waktu berabad abad untuk menegakkan demokrasi dan perdamaian.
Semua agama mengajarkan perdamaian dan oleh sebab itu kita semua bertanggung jawab untuk perdamaian dan ummat Islam,Kristiani dan Yahudi haruslah memperkuat sikap saling menghormati dan hidup berdampingan secara damai dan pada saat yang sama mengisolasi kelompok ekstrimis.
Siapa saja yang nyasar dari al quran dan hadist dan menempatkan kecintaan duniawi diatas segala galanya  adalah ibarat bom waktu yang akan menghancurkan dan membinasakannya .

Dikutip dan disusun oleh ALS: Semarang  Kamis18 September 2014 jam 9.40 wib.

1 comments:

  1. Wallahu'alam. Lebih memilih sikap tabayyun dengan saudara sesama muslim yang tidak gentar melawan kemungkaran.

    ReplyDelete