Saturday, November 8, 2014

MAAFKAN AKU IBU


                                                             ALS

Aku malu banget tatkala selembar foto lewat internet mengabadikan seorang pria bernama Ding Shu Ji 62 tahun menggendong ibunya yang berusia 85 tahun kurus kering tak sadarkan diri mengalami patah tulang persis seorang ibu menggendong bayinya menuju rumah sakit di Cina.
Anak sulung yang merawat ibunya tersayang merasa berdosa karena tidak waspada sehingga ibunya terjatuh dan menderita patah tulang kakinya apalagi dimasa usia enam bulan dalam kandungan ibunya pernah akan dilempar kelaut karena kehilangan kartu identitas naik kapal bersama prajurit Taiwan namun terselamatkan karena kartu tersebut ditemukan penumpang lain membuat sayangnya terhadap ibunya tidak bisa diukur dengan apapun.
Aku lebih malu lagi membaca  Mehyar anak laki laki enam tahun  yang sangat cerdas dari Pakistan membantu memayungi ibunya dan mengatur tempat duduknya selama mengerjakan ibadah haji di Mekah didasari ingin berbakti kepada ibunya karena pernah mendengar hadist lewat tausiah ibunya.
Dari Abdullah bin Umar ia berkata:Ridha Allah tergantung ridha orang tua dan murka Allah tergantung murka orang tua dan hadist yang mengatakan dari Mu"wiyah bin Jahimah as Salam bahwa Jahimah pernah datang menemui Nabi saw lalu berkata: Wahai Rasul saw aku ingin berjihad dan sungguh aku datang kepadamu untuk meminta pendapatmu.
Beliau bertanya:Apakah engkau masih mempunyai ibu?
Dia menjawab:Ya masih.Lalu beliau bersabda::Hendaklah engkau tetap berbakti kepada ibumu karena sesungguhnya surga itu dibawah kedua telapak kakinya.
Dihadist lain dikatakan seorang datang kepada Rasul saw dan berkata:Aku akan berbaiat kepadamu untuk berhijrah dan aku tinggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis..
Rasul saw bersabda:Kembalilah engkau kepada kedua orang tuamu dan berbaktilah kepada keduanya sehingga dia tertawa sebagaimana engkau membuat keduanya menangis.(HR:Abu Daud,An Nasa"i,Al Baihaqi dan Al Hakim).
Sementara aku belum pernah membuat ibuku tersenyum karena  sejak kanak kanak aku agak bandel membuat omelannya membrondong telingaku setiap harinya sementara diusiaku empat belas tahun ibuku dijeput sang Khalik untuk selama lamanya diusia tiga puluh tahun.
Sepenggal ungkapan Imam Adz-Dzahabi dalam kitabnya Al Kabair membuat air mataku menetes membasahi pipiku: Seandainya terpaksa memilih antara hidupmu dan kematian ibumu maka dia pasti memilih supaya kamu yang hidup.Ibumu selalu mendoakanmu dengan taufik baik secara sembunyi maupun terang terangan.Tatkala ibumu membutuhkanmu disaat dia sudah tua renta engkau jadikan dia sebagai barang yang tidak berharga disisimu.Engkau kenyang dalam keadaan dia lapar,Engkau puas minum dikala dia haus.Engkau dahulukan berbuat baik kepada anak dan istrimu daripada ibumu.
Engkau lupakan semua kebaikan yang pernah dia perbuat untukmu.
Berat rasanya atasmu memeliharanya padahal itu adalah urusan yang mudah.Engkau kira disismu ibumu berumur panjang padahal umurnya pendek.Teganya engkau tinggalkan dia padahal dia tak punya penolong selain dirimu.
Padahal Allah telah melarangmu berkata "ah"pada ibumu,dan Allah telah mencelamu dengan celaan yang lembut.Ingatlah engkau akan disiksa didunia dengan durhakanya anak anakmu denganmu dan Allah akan membalas diakhirat dengan dijauhkan dari Allah Rabbul "alamin.
Akan dikatakan kepadanya :Dzalika bimaa qaddamat yadaika wa amallaaka laisa bidzallamamin lal "abiid,Yang demikian itu adalah disebabkan perbuatan yang dikerjakan oleh kedua tangan kamu dahulu dan sesungguhnya Allah sekali kali bukanlah penganiaya hamba hambanya.(Al Hajj-10).
Berhati hatilah ketika anda mendapati air mata yang terjatuh dari mata ibu anda oleh karena murka Tuhan sedang menanti anak yang mendurhaka kepada ibunya.
Perhatikanlah tatkala bertanya seseorang kepada Saidina Ali Zainal Abidin orang saleh terdahulu:
Engkau orang yang sangat berbakti kepada ibumu,tetapi kami tidak pernah melihat engkau makan bersama ibumu.Dia menjawab:Karena aku kuatir tanganku mendahului mengambil makanan yang telah dilihat dan hendak dirasakannya sehingga akupun akan mendurhakainya.
Begitu hati hatinya dia takut tidak menghormati ibunya apalagi menoreh hatinya.
Bagaimana pula kisah Abu Hurairah RA suku Daus masuk Islam melalui Thufail ad Dausy salah seorang pemimpin suku Daus dan langsung menemui Nabi saw di Madinah tinggal bersama ahli suffah diberanda masjid Nabawi dan setiap waktu shalat berada dibelakang Nabi saw.
Rasul saw memanggilnya Abu Hirrah artinya penyayang kucing jantan dan akhirnya Rasul saw mengganti namanya dengan Abdur Rahman(Hamba Allah yang maha penyayang).
Ibunya sudah tua renta tapi menolak masuk Islam malah mencaci Rasul saw membuatnya sedih.
Sambil menangis ia menemui Rasul saw dan Rasul saw bertanya:Apa yang engkau tangiskan?
Dia mengharap Rasul mendoakan ibunya mau masuk Islam dan Rasulpun mendoakan ibunya.
Pada suatu hari ia menemui ibunya,sebelum membuka pintu dia mendengar suara gemercik air disusul suara ibunya :Tunggu ditempatmu nak!Ketika dipersilakan masuk alangkah terkejutnya dia karena ibunya mengucapkan dua kalimah syahadat.Langsung buru buru dia menemui Rasul saw
menceritakan apa yang disaksikannya.Dulu aku menangis karena sedih tetapi kini aku menangis karena gembira.Dia sangat sayang dan hormat pada ibunya lebih lebih setelah masuk Islam.
Setiap mau pergi dia berdiri didepan pintu kamar ibunya sambil mengucapkan assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ya ummah.Ibunya menjawab lembut:Wa "alaikum warahmatullahi wabarakatuh ya bunayya.Kemudian Abu Hurairah mendoakan ibunya Rahimakillahu kamarobbayani saghira(semoga Allah mengasihi ibu sebagaimana ibu merawatku waktu kecil) dan langsung ibunya membalas doa putranya,warahimakallahu kama barartani kabira(semoga Allah mengasihimu sebagaimana engkau berbuat kepadaku setelah engkau dewasa).
Alangkah mesrah dan indahnyanya hubungan anak dengan ibu yang dicintainya.
Suatu ketika Abu Hurairah berpapasan dengan dua orang berjalan beriringan dengan usia jauh berbeda,maka bertanya Abu Hurairah kepada yang muda:Siapa orang tua in?
Bapakku jawab anak muda itu.Lalu Abu menasihatkannya:Janganlah engkau memanggil namanya,janganlah berjalan dihadapannya dan janganlah duduk sebelum dia duduk lebih dahulu.
Ya Allah tak satupun pesan Abu Hurairah yang pernah kuwujudkan dalam hidupku apalagi kemesraannya bersama ibunya,ampunilah aku ya ibu semoga Allah mengasihiku.
Semakin sesak dadaku tatkala kucoba melirik cerita dari Ibnu Abbas RA seseorang mendatanginya lalu berkata:Aku meminang seorang wanita tapi dia menolak pinanganku.aku sakit nati karena dia menerima pinangan orang lain lantas kuhabisi nyawanya,apakah aku masih bisa bertaubat?
Ibnu Abbas bertanya:Apakah ibumu masih hidup?Dijawabnya :Tidak
Lalu Ibnu Abbas berkata:Bertaubatlah kepada Allah dekatkan diri denganNya semampumu.
Atho bin Yasin bertanya pada Ibnu Abbas: Kenapa engkau tanyakan ibunya?
Beliau menjawab:Aku tidak tahu amalan yang paling mendekatkan diri kepada Allah selain berbakti kepada ibu.(HR: Al Bukhari).
Begitu dahsyatnya berbakti kepada ibu bisa membuat taubat diterima Allah.sementara aku telah menyia nyiakan kesempatan berbuat baik kepada ibuku karena kini dia telah tiada.
Renungkanlah alkisah yang disampaikan Abu Burdah ia melihat Ibnu Umar dan seorang penduduk Yaman yang sedang thawaf sekitar Ka"bah,sambil menggendong ibumya dipunggungnya.
Orang Yaman itupun bersenandung :Innii lakaa ba "ii ruhaal mudzilalu inna udzghirtu rikabuuha lam "udz "aru,Sesungguhnya diriku adalah tunggangan ibu yang sangat patuh.Apabila tunggangan yang lain lari,maka aku tidak akan lari.
Orang itu bertanya pada Ibnu Umar: Wahai Ibnu Umar apakah aku telah membalas budinya?
Ibnu Umar menjawab:Engkau belum membalas budinya,walaupun setarik nafas yang ia hembuskan ketika melahirkanmu.
Orang bijak pernah berkata:Jika anda memiliki seribu nyawa dan seluruh nyawa anda pertaruhkan untuk ibu anda maka semuanya itu tidaklah cukup membalas budinya.
Lihatlah harimau yang sangat buas tidak akan pernah memakan anaknya itulah
sifat Rahman Allah yang dianugerahkan kepada sang ibu.
Jika mentari terbenam dan redup cahayanya namun cinta dan kasih seorang ibu kepada anaknya tidak akan pernah hilang hingga akhir hayatnya itulah cinta sejati yang tidak akan pernah mati.
Penyair Islam terkenal Khalil Gibran pernah berucap:
Kata yang paling indah bagi ummat manusia adalah IBU,dan panggilan yang paling indah adalah IBUKU.Ini adalah kata penuh harapan dan cinta yang meluncur dari lubuk hati yang paling dalam.
Bukankah Allah pernah memerintahkan dalam surat Al Luqman ayat 14:
Wa washainal insaanu biwalidaihi hamalat hu ummuhuu wahnan "ala wahnin wafishaaluhu fii "aamaini anisykurlii waliwalidaika ilayyal mashiiru,Kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada kedua orang ibu bapaknya,ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah tambah dan menyapihnya dalam dua tahun.Bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua orang ibu bapaknya hanya kepadaKu engkau kembali.
Hal yang sama diungkapkan juga dalam surat Al  Ahqaaf ayat 15.
Dari Abu Hurairah RA:Seorang datang kepada Rasul saw dan berkata:Wahai Rasul kepada siapakah harus berbakti pertama kali?Nabi menjawab:Ibumu.Dan orang tersebut kembali bertanya:Kemudian siapa lag?Beliau menjawab: Ibumu.Orang tersebut bertanya lagi:,kemudian siapa lagi?
Beliau menjawab: Ibumu. Orang tersebut bertanya:Kemudian siapa lagi?
Nabi lalu menjawab: Ayahmu.(HR:Bukhari danMuslim).
Wajarlah  kalau berbakti kepada ibu tiga kali barulah berbakti kepada ayah.karena pengorbanan ibu mengandung,melahirkan dan menyusukanmu tidak pernah dipersembahkan seorang Ayah.
Sebelum engkau dikandungan ibumu menginginkan engkau ada,sebelum melahirkanmu ibumu mengasihimu dan saat engkau dilahirkan ibumu rela mati untukmu.Inilah keajaiban kasih sayang ibu,demikian ungkapan Maureen Hawkinen.
Menurut pepatah Jawa: Kebaikan seorang ayah lebih tinggi dari pada gunung,namun kebaikan seorang ibu lebih dalam dari laut.
Aisyah ra berkata:Ali bertanya kepada Rasul saw: Siapakah yang paling berhak terhadap perempuan?Rasul menjawab:Suaminya.Lantas siapa yang paling berhak terhadap anak laki?
Rasul menjawab:Ibunya.Maka anak laki laki haruslah lebih tunduk kepada perintah ibunya daripada istrinya dan apa yang dimiliki anak laki lakinya adalah milik ibunya.
Ingatlah bahwa keberhasilan hidupmu bukanlah karena kerja kerasmu melainkan berawal dari keridhaan sang ibu yang senantiasa mendoakanmu.
Jangan lupakan bahwa ada tiga doa yang tidak perlu diragukan pasti dikabulkan Allah:
Yaitu doa kedua orang tua untuk anaknya,musafir yang dalam perjalanan dan orang yang dizalimi.
Mulai hari ini hiasilah hari harimu dengan senyum manis kepada ibumu insya Allah keberkahan dunia akhirat akan senantiasa menyertai lamgkah langkah hidupmu.
Kelembutan tutur katamu,keindahan budi pekertimu,senyum bangga orang tuamu membuat kebahagiaan akan memburu dirimu.
Ketika menatap dan merenung bait terakhir puisi IBUKU karya K.H.Mustofa Bisri membuat aku tersungkur diatas sajadah terpanjang dalam hidupku yang selalu kurang bersyukur::
Ibu aku bersaksi
Engkaulah mursyidku yang mengenalkanku
Kepada khaliqku yang Syakur
Yang mendidikku bersabar dan bersyukur,berzikir dan tafakur
Yang melatihku antara khauf raja"ku yang membaur
Menyerap kasih sayang Ilahi yang luhur.

Ampunilah aku ya Allah,maafkanlah daku ibuku sayang,setiap detik aku pasti mendoakanmu sampai akhir hayat dikandung badan.Tanpa ridhamu oh ibu tak akan pernah ridha Allah bersamaku.

Dikutip dan disusun oelh ALS:Semarang 6 November 2014,publish jam 16.15.

0 comments:

Post a Comment