Monday, December 30, 2013

LIKU LIKU HIDUPKU


Kemunculanku kemuka bumi ini membuat kegembiraan ortuku membuncah kerena impiannya atas kehadiranku sangat didambakannya. Sebagai anak laki laki, putih, mancung, mataku yang jernih, padat berisi menggemaskan setiap orang melihatku ingin segera memelukku. Pada hal dua kakak perempuanku telah dulu hadir bersama mereka. Karena aku laki lakikah menjadi impian ortuku sehingga aku begitu istimewa dihadapannya semoga tidak, karena itu adalah pikiran model Arab  jahiliyah ,yang menganggap perempuan begitu hinanya.

Ingatkah apa yang tertulis dalam surat An Nahl (58-59):Wa idza busysyira ahaduhum bil untsa zholla wajhuhuu muswaddan wahuwa kaziimun. Yatawaaraa minal qaumi min su"i mabusysyirabihii. Ayumsikuhuu "alaa huunin amyadussuhuufitturraabi alaa saaa ama yahkumuuna. 

Dan apabila seseorang dari mereka diberikabar dengan(kelahiran) anak perempuan, wajahnya jadi merah padam dan dia sangat marah.Dia bersembunyi dari orang banyak, disebabkan kabar buruk yang sampai padanya.Apakah dia akan memeliharanya dengan(menanggung) kehinaan atau akan membenamkannya kedalam tanah dalam keadaan hidup hidup. Ingatlah alangkah buruknya (putusan) yang mereka tetapkan itu. Oh tak mungkin sepicik itu pikiran ortuku, kegembiraannya karena kehadiranku melengkapi keberadaan kakakku yang sangat disayanginya.

Zaman mutakhir masihkah ada misogynist kelompok pembenci perempuan. Pikiran jahiliyah yang dipengaruhi Israiliyat dalam kitab perjanjian lama II:21-22: Ketika Adam tertidur lelap maka diambil sebilah tulang rusuknya lalu ditutupnya tempat itu dibuat Allah seorang perempuan. Karena perempuan dari tulang rusuk Adam, maka derajat perempuan lebih rendah dari laki laki atau sekedar pelengkap hidup laki laki. Anggapan seperti ini diperkuat dengan sabda Rasul: Saling berpesanlah untuk berbuat baik pada perempuan, karena mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok.(HR.Tirmidzi).

Ulama klasik menerjemahkan secara harfiah, sedang ulama kontemporer secara metapora, yaitu seperti tulang rusuk bukan dari tulang rusuk, kalau mencoba meluruskannya pasti fatal. Artinya laki laki harus sabar dan bijak menghadap perempuan kalau ingin damai. Sama dengan ungkapan, bukan hadist, surga dibawah telapak kaki ibu, kalau ingin masuk surga sayangi dan hormatilah ibumu karena ridha ibu adalah ridha Allah, bukan maksudnya bahwa surga itu  dibawah telapak kaki ibu.

Perhatikan firman Allah dalam surat An Nisa ayat 1: Hai manusia bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari jenis yang satu dan Allah menciptakan pasangannya dari jenisnya dan dari keduanya Allah mengembangkan laki laki dan perempuan yang banyak .Pengertian Nafs dalam ayat ini bukanlah Adam tapi jenis, maksudnya Hawa bukan diciptakan dari Adam tapi dari jenis yang sama. Dengan pemahaman Hawa diciptakan dari Adam maka tanpa Adam Hawa tidak akan ada; artinya Adam lebih tinggi derajatnya dari Hawa padahal Hawa diciptakan dari jenis yang sama sperti Adam.

Bahkan Yahudi kuno menganggap perempuan makhluk terlaknat karena Adam keluar dari surga gara gara Siti Hawa. Hal ini dibantah dalam surat al Araf  ayat 20: Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepada mereka agar menampakkan aurat mereka (yang selama ini tertutup). Dan setan berkata:Tuhanmu hanya melarang kamu berdua mendekati pohon itu agar kamu tidak menjadi malaikat atau orang yang kekal didalam surga.

Dalam surat al Baqarah ayat 35-36  Allah berfirman: Tinggalah engkau dan istrimu didalam surga dan makanlah nikmat yang ada sesukamu tetapi janganlah engkau dekati pohon ini nanti kamu termasuk orang yang zalim.  Lalu setan memperdayakan keduanya dari surga. Kebohongan besar kalau Adam digoda Hawa maka keluar dari surga, tetapi setanlah yang menggoda mereka berdua, Cobalah perhatikan di Hindustan perempuan dianggap api neraka, bila suaminya meninggal dan jenazahnya diprabukan, maka si istri yang masih hidup, harus ikut dibakar bersama suaminya.

Islam tidak pernah merendahkan perempuan, bahwa kedudukan laki laki sama dengan perempuan punya hak dan kewajiban yang sama. Surat Al Imran ayat 110 Allah berfirman: Kamu laki laki dan perempuan sebaik baik ummat yang dilahirkan untuk manusia menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari yang mungkar. Dalam surat an Nisa ayat 32 Allah berfirman: Bagi laki laki dianugerahkan hak dari apa yang diusahakannya dan bagi perempuan dianugerahkan hak atas apa yang diusahakannya. Rasul bersabda:
Perempuan adalah pemimpin atas rumah tangga suaminya dan anak suaminya dan ia akan ditanya tentang mereka. (HR.Bukhari Muslim). Sebaik baik kamu adalah yang paling baik perlakuannya terhadap istri dan anak perempuan.(HR.Baihaqi). Bukti apalagi yang diperlukan bahwa Islam benar benar menghargai perempuan.

Para aktivis perempuan yang anti Islam, jangan terus memprovokasi muslimah dengan berdalih pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender dan lain lain. Muslimah yang menjaga kehormatan dan kesuciannya tinggal dirumah, dianggap pengangguran dan keterbelakangan. Sementara jilbab dan hijab (pembatas) kepada bukan muhrim dianggap jumud dan penghambat kemajuan budaya. Muslimah harus bebas berkarya, berkomunikasi dengan cara apapun, seperti laki laki jangan terkungkung antara kasur, dapur dan sumur, begitu propaganda mereka. Mereka tidak pernah berfikir bahwa perempuan sejak dilahirkan, telah diberi fitrah untuk hamil,melahirkan dan mendidik anak. Walaupun perempuan mampu melaksanakan fungsi laki laki, namun fitrah mereka tetap menghalanginya. Nyatanya walaupun jumlah perempuan lebih banyak dari laki laki namun ilmuwan,pemimpin dan tokoh masyarakat, tetap saja didominasi kaum laki laki, walaupun di Amerika Serikat maupun Perancis yang getol memprogandakan kesetaraan gender Ingatlah siapa saja menentang  sunatullah tunggulah kehancurannya.
Semoga aku dan kakakkakakku tidak terperosok kelubang biawak.

Ortuku sengaja memberi namaku Ibnu Sina harapannya aku bisa mengikuti jejak  dokter pertama idunia yang Islami. Hasil belajarku di Sekolah Dasar tidak mengecewakan ortuku walaupun tanpa belajar yang serius dan intervensi ortuku. Pada saat aku kelas dua SMP pengaruh lingkungan pergaulan yang buruk, membuat aku kehilangan gairah mencapai cita citaku. Aku sangat mengecewakan ortuku karena gagal naik ketingkat akhir. Untuk melepaskan diriku dari lingkungan perusak, orang tuaku memaksaku pindah kepondok pesantren Ar Risalah Ponorogo cabang Ponpes Gontor.Kegagalanku menampar mukaku aku malu pada diriku dan terutama orang tuaku, aku pasrah mengikuti keinginannya.

Alhamdulillah penyesalanku lahir segera, menolong aku keluar dari terowongan gelap, yang menyeret aku tanpa arah. Enam bulan kemudian aku pindah ke Ponpes Gontor setelah melalui test masuk. Kumulai dunia baruku walaupun pada mulanya aku sulit beradaptasi dengan disiplin ketat,demi ortu yang kusayangi, aku tidak mau mencederai hatinya untuk kedua kalinya.Dengan makan,mandi,buang air besar semua harus antri sangat memuakkan, tetapi kalau kita mau berpikir jernih, itulah pendidikan yang hakiki untuk menempah insan yang sabar ,disiplin, menghargai sekalian menyayangi sesama.Tidak ada diskriminasi apakah dia turunan ningrat,konglomerat atau orang melarat.Apabila waktu makan semuanya berkumpul ditempat yang sama,jam yang sama dan makanan yang sama bukankah ini yang diajarkan Rasulullah?

Hanya dua bahasa yang dibenarkan untuk berkomunikasi dilingkungan ponpes, yaitu bahasa Arab dan Inggris, bila dilanggar akan diberi sangsi yang berat. Dengan disiplin seperti ini hampir semua alumni ponpes Gontor  dapat dipastikan fasih berbahasa Arab dan Inggris padahal buku buku ilmu pengatahuan dan Islamologi didominasi oleh dua bahasa tersebut. Disamping pelajaran rutin santri senior diwajibkan ikut aktip mengurus koperasi dankegiatan bisnis, dengan harapan alumni ponpes Gontor mampu mandiri tidak harus jadi karyawan swasta atau pegawai negeri menapak jejak Rasul sebagai businessman. Semua santri wajib sholat berjamaah di masjid megah ditengah kampus, tidak dikenal sholat fardhu diasrama atau rumah, demikian sabda Rasul kepada Ummu Maktum yang buta kalau masih bisa merangkak walaupun buta harus berjamaah ke masjid.

Penampilanku yang selama ini gagah, kini kelihatan loyo dan kumuh membuat ortuku meneteskan air mata.Kulitku diserang skabies menambah buramnya penampilanku, namun penyakit asthmaku yang tiap perubahan cuaca menyerangku.,kini lenyap tak tahu rimbanya. Didukungnya aku dengan dana lumayan setiap bulannya agar giziku terpenuhi, tetap saja tak mencukupi, karena prinsip hidup disini harus mampu berbagi, derita teman adalah derita kita juga. Tangan diatas lebih mulia daripada tangan dibawah,itu motto para santri dan tidak pernah ada riwayatnya orang yang melarat karena bersedekah dan ingat sedekah mendahului musibah. Semua santri menjadi aktor drama sengsara membawa nikmat. Dibalik kesengsaraan pasti menunggu kenikmatan.

Bersamaan dengan liburku aku dibawa ortuku menunaikan ibadah haji. Dengan modal kefasihan berbahasa Arab aku jadi jurubicara ortuku ditanah suci. Penduduk asli di Mekah sangat simpati dengan bahasa Arabku menurut mereka bahasa Arabku bahasa al Quran sehingga setiap antrian aku selalu didahulukan. Begitu muda diumur 19 tahun aku sudah dipanggil haji padahal gelar haji tidak dikenal dalam Islam. Pernahkah kita mendengar Haji Muhammad saw,Haji Abubakar Siddiq, Haji Umar bin Khatab atau Haji Utsman bin Affan?

Bukankah itu taktik kolonial Belanda, yang memberi gelar haji kepada jemaah Indonesia yang telah menunaikan ibadah haji, agar bila terjadi gerakan anti kolonial, segera mudah diringkus. Karena para jemaah haji telah dicuci otaknya ditanah suci, menolak setiap langkah dan gerakan yang bertentangan dengan hak azazi manusia. Alangkah anehnya kalau ada muslimin atau muslimat merasa direndahkan kalau tidak disebut gelar haji itu didepan namanya. Lebih  gawat lagi dengan gelar haji disandangnya merasa paling tahu tentang Islam, dan tidak mau mendengar tausiah, padahal kebanyakan penghuni neraka karena tidak mau mendengar.Kedangkalan ilmunya menyeretnya kelubang biawak. Orang yang riya,sum"ah ,ujub dengan amalannya sama dengan menghancurkan aqidahnya.

Baru selesai pendidikan santriku di ponpes Gontor, kebetulan kakakku akan ke Sydney, berencana meneruskan studi S2nya. Aku menemaninya selama tiga bulan, berkat bahasa Inggrisku yang fasih tidak ada hambatan komunikasi dinegeri Kanguru. Kakakku telah menetapkan pilihan di UNSW jurusan Finance dan aku di Southern Quensland University jurusan Komunikasi International. Kami harus kembali ketanah air untuk mengurus visa student sebagai syarat untuk mengikuti pendidikan disana. Kakakku berhasil mendapatkan visa student sementara aku karena faktor kesehatan paruku aku terpaksa menunggu, sampai waktu yang tidak ditentukan. Aku bersabar dan berdoa aku yakin kalau Allah mengizinkan kenapa tidak.

Berkat kesabaran yang terlatih selama jadi santri, doaku terkabul setelah enam bulan menunggu entah berapa kali quran kukhtamkan, aku dipanggil kedutaan Australia untuk klariffikasi, ternyata aku dibolehkan mendapat visa student. Alhamdulillah baru kurasakan kesengsaraan yang kurasakan selama menjadi santri, membuahkan hasil kefasihanku berbahasa Arab dan Inggris mempermudah menembus belantara dunia ini, dan kesabaran yang terlatih, membuat tanpa kegelisahan walaupun menerima keputusan yang tidak diingini. Berbagai pekerjaan part time aku lakukan, termasuk meloper koran kerumah langganan waktu subuh sebelum pergi kuliah, sangat bermanfaat mengurangi beban ortuku. Anak anak konglomerat dari mancanegara saja mau bekerja sambilan apalagi kita yang belum berati apa apa.

Dengan semangat Gontor yang kumiliki dan izin Allah akhirnya kuraih juga sarjana komunikasi internasional dari Southern Quensland University dengan predikat memuaskan.Aku terpaksa kembali ketanah air karena keahlianku tidak dibutuhkan di Aussie. Yang mereka butuhkan keahlian akutansi dan teknologi informasi dan  aku sendiri tak berminat sama sekali. Berbagai pekerjaan kujalani di Indonesia, malah sempat kuraih Master Management dari STIE MiTRA Jogyakarta, namun keberuntungan belum berfihak kepadaku. Akhirnya kuberanikan menikah dengan dara yang kucintai manatahu pernikahan membawa rezeki dan berkah buatku.

Setahun aku menikah, belum ada perubahan kurasakan, padahal anakku satu satunya Haura sudah hadir bersama kami .Orang tuaku tidak pernah mengeluh membiayai kehadiran cucunya tersayang namun rasa maluku terpicu sampai kapan aku mampu memberi kepada ortu apalagi keluargaku.Tiba tiba aku teringat ungkapan kalau kamu gagal hidup disuatu negeri, cobalah berhijrah kenegeri lain, Kembali pikiran menerawang ke Aussie, kebetulan istriku sarjana akutansi lulusan UGM, sementara Aussie butuh Master Akutansi. Aku berunding dengan istriku agar dia mengambil S2 accounting di Sydney,ternyata bersedia dengan rencanaku. Dengan bantuan dana dari ortuku dan mertuaku kami bertiga terbang ke Aussie saat Haura baru berumur 15 bulan.

Dengan modal visa student istriku, aku mendampinginya dan berkerja ditempat dulu aku berkerja, dan penghasilanku mampu menghidupkan dan membiayai dana kuliah istriku dan pendidikan anakku Haura. Sudah setahun istriku meraih master accounting dan harus menjalani magang dulu, baru boleh lamaran visa menetap diproses. Semula aku mencoba sendiri mengurus visa menetap, tapi imigrasi menghambatku dengan alasan klasik ada vlek diparuku. Aku juga mencoba mengurus visa menetap di Kanada, dengan modal bahasa Perancis dan Italia yang kukuasai, tampaknya tak semudah yang kubayangkan. Haura sudah sangat menikmati hidup dinegeri Kanguru ini. Bersama saudara sepupunya Taza dan Abqory yang begitu akrab dengannya memohon daddynya agar membatalkan langkahnya ke Kanada.

Semoga selesai magang mummynya, terwujud apa yang diharapkan Haura anakku sayang, untuk terus berkiprah dikolong langit negeri Kanguru ini. Ya Allah ya Tuhanku kabulkanlah doa dan harapan anakku Haura. Amiin.


disusun oleh : ALS  Semarang 29 Desember 2013

1 comments: